Wakil Presiden Boediono menulis artikel bagus berjudul Pendidikan Kunci Pembangunan yang dimuat di harian Kompas, 27 Agustus 2012. Ia membuka tulisannya dengan pendapat bahwa kita belum punya konsep pendidikan yang jelas. Karena itu yang muncul adalah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke dalam kurikulum, memberi beban berlebihan kepada anak didik, dan tidak pernah menyadari bahwa “ada satu hal penting yang ‘hilang’, yaitu tentang ‘apa’ yang seyogianya diajarkan untuk menyiapkan manusia-manusia Indonesia yang mampu berkontribusi maksimal bagi kemajuan bangsanya.”
Tulisan tersebut membicarakan aspek-aspek penting yang menopang kemajuan bangsa, menyarikan hasil riset mutakhir yang menyebutkan bahwa kualitas institusi adalah penentu kemajuan, dan apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Respons setelah kemunculan tulisan itu lebih menarik lagi. Wakil Mendikbud bidang Pendidikan Musliar Kasim segera mengeluarkan penilaian bahwa pendidikan Indonesia sudah sangat membosankan. Penilaian itu agak ganjil karena disampaikan oleh wakil menteri pendidikan, pihak yang paling bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan yang berhasil. Anda bisa bilang, ia sedang menunjuk hidungnya sendiri.
Tulisan tersebut membicarakan aspek-aspek penting yang menopang kemajuan bangsa, menyarikan hasil riset mutakhir yang menyebutkan bahwa kualitas institusi adalah penentu kemajuan, dan apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Respons setelah kemunculan tulisan itu lebih menarik lagi. Wakil Mendikbud bidang Pendidikan Musliar Kasim segera mengeluarkan penilaian bahwa pendidikan Indonesia sudah sangat membosankan. Penilaian itu agak ganjil karena disampaikan oleh wakil menteri pendidikan, pihak yang paling bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan yang berhasil. Anda bisa bilang, ia sedang menunjuk hidungnya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar